Shafiq Pontoh dan Ngopi Kompas TV Minta Maaf ke Warga Maluku

Shafiq Pontoh dan Ngopi Kompas TV Minta Maaf ke Warga Maluku


Shafiq Pontoh dan Ngopi Kompas TV Minta Maaf ke Warga Maluku

Posted: 28 Aug 2018 11:51 AM PDT

Syafiq Pontoh dan Ngopi Kompas TV Minta Maaf JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pegiat media sosial (medsos),  Shafiq Pontoh menyatakan permintaan maaf secara terbuka kepada warga Ambon pada khususnya dan Maluku pada umumnya di program televisi, Ngopi di Kompas TV  pada Selasa (28/8).

"Ini jadi pengingat yang saya simpan dan pelajaran juga untuk saya terima supaya saya lebih berhati-hati dan disini saya mengajukan permohonan maaf ketika apa yang saya sampaikan tidak sesuai dengan fakta dilapangan," ujar Pontoh dihadapan beberapa narasumber dari program yang disiarkan pada pukul 22.00 WIT itu.

Dihadapan narasumber diantaranya Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, Aktivis Sosial Pendeta Jack Manuputty, Direktur Beta Kreatif Ikhsan Tualeka dan fasilitator Paparisa Ambon Bergerak M. Burhan Borut ia mengakui bahwa dirinya tidak pernah menyimpan pandangan buruk terhadap Maluku, hal ini dibuktikan dengan paritisipasi dan komunikasi yang dibangun dengan muda-mudi Malukus sejak 2009 lalu.

"Saya sudah berhubungan dengan teman-teman di Kota Ambon sejak 2009 dan pada 2011 kami membuat Sosial Media Fest dan bikin live streaming dari Jakarta, Yogya dan Ambon," ungkap dia.

Sementara terkait kasus salah pernyataan dirinya itu diakui bahwa data itu dikutip saat kunjungan pada 17 Maret 2017.
"Saat itu, saya tanya di suatu kelas dan itu tidak mengeneralisir seluruh masyarakat yang ada di Maluku dan di Ambon terkait sosial media. Saya tanya waktu itu dan saya mendapat beberapa jawaban dan jawaban itu yang seolah-olah saya mengeneralisir seluruhnya dan itu tidak benar," ungkap dia.

Setelah itu, co-founder di perusahaan konsultan bisnis dan riset, Provetic. dan inisiator acara media sosial di Indonesia, Sosial Media Festival, ini juga menyatakan bahwa itu adalah kesalahan fatal yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

"Saya bertanya untuk tahu penggunaan sosial media disitu sudah seperti apa dan ketika saya tanya itu bukannya sebuah sampel dan disitu saya bertanya 'siapa yang menggunakan sosial media. Itu cuma sample (contoh) kecil saja, dan ketika saya mengeneralisirnya maka saya salah dan saya minta maaf juga ke teman-teman di Maluku dan di Ambon, sebab itu bukan data seperti riset tapi saya hanya tanya di satu kelas dan seolah-olah mengeneralisi satu Ambon dan menurut saya itu tidak tepat, apapun itu saya salah," ujar dia.

"Saya berterima kasih kepada teman-teman untuk dapat bertemu dan bertabayun. Saya juga pahami bahwa masyarakat di Maluku dan di Ambon seperti yang saya telah sampaikan, dan saya minta maaf," ungkap lulusan ilmu fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Sementara itu para pembawa acara tersebut juga menyampaikan permintaan maaf, Inaya Wahid menyatakan bahwa dirinya dan rekannya Nitia Anisa mengakui kesalahan pahaman yang dilakukan.

"Kita  juga minta maaf untuk kesalahpahaman yang terjadi. Bahwa kemudian sikap-sikap melalui gestur yang kita munculkan tidak pernah dimaksudkan untuk merendahkan atau menghina," ujar Inaya.

"Kita belajar banyak bagaimana untuk mencoba memahami dari satu sudut saja, karna sangat mudah untuk melakukan sesuatu yang biasa kita lakukan," tambah Nitia Anisa.

Hal ini ditanggapi Fasilitator Paparisa Ambon Bergerak,  Borut dengan menyatakan bahwa mewakili komunitasnya, ia telah memaafkan pernyataan Syarif Pontoh.

"Sehubungan dengan kejadian kemarin, teman-teman di Ambon menyesalkan pernyataan yang disampaikan. Tapi yang jelas Bang Syarif sudah minta maaf dan secara pribadi teman-teman memaafkan. Saya juga mengajak teman-teman yang lain juga ikut memaafkan," ucap dia.

Selanjutnya Direktur Beta Kreatif Ikhsan Tualeka menyatakan kekecewaan warga internet dari Maluku di Facebook muncul akibat pernyataan yang tidak akurat dari Syafiq.

"Kemarahan kolektif itu muncul karena, pertama, Bung Shafiq kurang akurat atau tidak akurat dalam memberikan data, lebih parah lagi jumlah yang sedikit itu secara qualitatif dan quantitatif langsung disimpulkan bahwa kita tertinggal," ujar dia.

Tualeka melanjutkan, kekecewaan ini juga muncul karena upaya pemulihan wajah Kota Ambon yang dirusak akibat konflik sektarian pada tahun  2000an terasa sia-sia akibat pernyataan tersebut.

"Hal ini menimbulkan kemarahan karena kita anak muda di Maluku, khususnya di Ambon sedang berusaha meninggalkan stigma yang tertinggal, belum maju. Ditengah-tengah itu, statemen Bro Shafiq begitu meninggalkan kesan bahwa kita masih tertinggal itu yang membuat kemarahan itu begitu muncul," jelas Co Produser Film Cahaya dari Timur itu.

Ia menyatakan faktanya di Kota Ambon,jumlah warga internet yang membagi status facebooknya dari Kota Ambon bisa mencapai 400 hingga 500 ribu orang pengguna. Hal positif yang menunjukkan bahwa kota tersebut mengalami peningkatan IT yang tajam tersebut seolah tidak dianggap oleh penggiat medsos seperti Pontoh.

"Kita disana juga bukanlah orang bekerja, bukan juga hanya kegiatan-kegiatan sosial dan kontribusinya bagi perdamaian ketika ada postingan orang yang memprovokasi dan nantinya cepat mengklarifikasi itu dan kemudian menjadi tenang. Saya juga punya pengalaman kemarin pada tahun 2017 kita bikin pemecahan rekor 4 kilometer bendera merah putih terpanjang. Jadi dibentangkan kemudian dijahit diatas jembatan merah putih dan orang bisa terlibat pada kegiatan itu semua digerakan melalui sosial media, khusunya lewat facebook dan instagram," beber dia.

Sedangkan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menyatakan bahwa pada dasarnya pemerintah Kota Ambon telah berusaha semaksimal mungkin menbentuk citra Ambon yang ramah teknologi.

"Kami bersyukur bahwa dengan  IT, Ambon bisa sejajar dengan  daerah lain. Karena Ambon itu jauh berada di ujung Timur Indonesia sehingga orang kadang-kadang memberikan persepsi yang keliru. Sekarang kami ada dorong back up fasilias kepentingan masyarakat, namun karena kapasitas anggaran terbatas maka kita sesuaikan dengan kondisi anggaran yang ada," ujar dia.

Louhenapessy menandaskan bahwa, peristiwa ini harus dijadikan pelajaran kepada siapa saja agar dapat lebih mengendalikan diri saat memberikan opini, apalagi terhadap hal-hal yang berada diluar keahlian dan kendali mereka, sehingga tidak menjadi bumbu menciptakan rasa benci antar warga negara Indonesia.

"Dari pengalaman yang kita temui ini, kita harus lebih berhati-hati memberikan komentar sebab bisa saja berkelakar dan bersenda gurau, tapi tanpa sengaja itu bisa viral. Jika viral, hal itu bisa saja ditanggapi positif, bisa juga direspon negatif dan itu bisa ciptakan disintegrasi," tegas dia. (Albert Batlayeri)

Tampil di Asian Games, Alvina Tehupeiory Tak Berharap ke Pemprov Maluku

Posted: 28 Aug 2018 06:34 AM PDT

Alvina Tehupeiory Tak Berharap ke Pemprov MalukuAMBON, LELEMUKU.COM - Alvina Tehupeiory hadir pesta olahraga Asian Games 2018 bukan mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, sebab dirinya menyatakan tidak mendapatkan perhatian dari pemprov melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku.

"Kami tidak mengharapkan banyak, tapi sedikit saja perhatian dengan menanyakan kabar kami saja sudah cukup bagi kami. Karena selama kami berjuang di Asean Games tidak ada perhatian Pemerintah Provinsi Maluku," ujar Alvina seperti dipublikasikan penyiar RadioN25, Evan Billy Kainama dalam akun facebooknya pada Selasa (28/7).

Menurut Alvina, dirinya bersama rekan-rekan atlit yang berasal dari Maluku tidak terlalu berharap kepada pemerintah daerah (Pemda) yang selama ini tidak pernah mendukung karir mereka sebagai olahragawan.

Hal ini ditanggapi beberapa warga Maluku dengan mendukung pernyataan tersebut dengan mempertanyakan kinerja pemda Joy Dahaka

"Nah kalo menurut atlet tinju Bram Betaubun, tidak ada perhatian darr pemda, kemudian atlet atletik ini juga bicara yang sama. Lalu Kadispora Semmy Huwae dan Ketua KONI Maluku menyatakan di koran selalu berkomunikasi dan memberi perhatian ke atlet Maluku, menunjukan siapa sebenarnya yang sinting? Itu atlet mana yang selama ini berkomunikasi dgn mereka? Mungkin dari Uganda atau Wakanda?," ujar Arthur J Manuputty

"Justru itu cari pemimpin yang memperjuangakan anak Maluku bukan di biarkan begtu saja.. setuju klo atlt maluku hijra ke daerah lainn..dri pada di daerah sendri tdk di perhatikan," ujar Joy Dahaka.

Gadis asal Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan (Letisel), Kota Ambon, Provinsi Maluku tersebut merupakan atlet lari gawang profesional yang merupakan kebanggaan TNI-AD pada satuan Kodam XVI/Pattimura.

Wanita berpangkat Sersan Dua (Serda) ini lahir di Ambon, pada 05 April 1995, merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara pasangan Alm. Wellem Tehupeiory dan Ibu Maria Kailuhu.

Alvina memulai karir sebagai atlet lari gawang sejak umur 15 tahun dan menjadi atlet karena memang kemauan sendiri.

Menurutnya dengan menjadi atlet, Dia mampu membahagiakan kedua orang tuanya, terlebih bagi almarhum Ayahnya. Berkat menjadi atlet, kini dia telah mewujudkan cita-citanya untuk mengabdi kepada negara dengan menjadi Tentara (Kowad).

Sebelum meninggal, Ayahnya berpesan kalau dirinya ingin melihat anaknya berlaga di kejuaraan Asian Games seperti sekarang.

"Dan akhirnya Saya buktikan itu buat almarhum Papa melalui Kejuaraan Asian Games Tahun 2018. Saya Akan berjuang semampu saya untuk Negara, Daerah, Orang Tua serta Kesatuan Saya" tegasnya.

Dengan tinggi 169 cm dan berat 54 kg itu, Dirinya terpilih menjadi atlet Asian Games Tahun 2018 mewakili Indonesia di Cabang Olah Raga Lari Gawang Putri 200 m.

Selain Alvian, di Asean Games kali ini, ada 1 atlet lagi yang berasal dari Maluku, yakni Wempy Pelamonia yang merupakan siswa salah satu SMK di Maluku Tengah.

Alvina mengikuti nomor lari 200 meter dan lari gawang 400 meter, sementara Wempy mengikuti nomor lari 800 meter dan nomor lari estafet 4x400 meter.

Meski batal mengikuti lari gawang 400 meter, Alvin mampu menyelesaikan nomor lari 200 meter Puteri Babak Penyisihan pada posisi 5 dengan waktu 24.36 detik dan memperbaiki catatan waktu pribadi 24.85 detik.

Sebelum mengikuti Asean Games, Alvin memiliki segudang prestasi yang dibilang sangat membanggakan. Mulai dari Juara dua pada event Panglima Open Lari 100 M (2015), Juara Dua Lari Estafet 4X400 M Putri pada Kejuaraan PON Jabar (2016), juara satu lari gawang putri 400 M pada PON Jabar (2016), Juara satu pada 3 mata Cabor (Lari 400 m gawang putri, setafet 4x400 M putri dan lari estafet 4x100 M Putri) pada Kejuaraan Panglima di Bandung (2016), juara satu lari 400 M Gawang Putri pada Jateng Open (2017), Juara satu 400 m dan 200 M lari gawang putri pada Kejurnas Senior di Jakarta (2018) dan masih banyak lagi. (Albert Batlayeri/Pendam16)

Hartono Pimpin Penerimaan Prajurit di Korem Binaiya

Posted: 28 Aug 2018 04:52 AM PDT

Hartono Pimpin Penerimaan Prajurit di Korem BinaiyaAMBON, LELEMUKU.COM - Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 151/Binaiya Kolonel Inf Hartono S.I.P memimpin langsung tradisi Korps Satuan penerimaan Prajurit Jajaran Korem di Lapangan Upacara Makorem 151/Binaya, Kota Ambon, Provinsi Maluku pada Selasa (28/08).

Kegiatan yang dilaksanakan kepada warga baru Korem tersebut, yaitu pengisian buku korps raport masuk satuan dilanjutkan penciuman Dhuaja Korem 151/Binaiya diiringi lagu Satuan.

Kasipers Korem 151/Binaiya, Mayor Inf Karona Susilo, dalam keterangannya mengatakan bahwa Tradisi seperti ini sebagai bentuk kecintaan dan memperkenalkan Tradisi Satuan kepada warga Korem yang baru, sehingga sebagai Keluarga Besar Korem 151/Binaiya dapat selalu mencintai dan memiliki rasa bangga terhadap satuan.                        

Setelah melaksanakan Tradisi, keenam Prajurit tersebut akan mengisi jabatan-jabatan yang ada di Jajaran Korem 151/Bny. Turut hadir dalam kegiatan tersebut para Kasi Korem serta Perwira Staf dan seluruh Prajurit Korem 151/Bny. (Penrem151)

Antongan Simatupang Berikan Seminar Jaga Laut Kita di Debat Fakultas Hukum Unpatti

Posted: 27 Aug 2018 10:45 PM PDT

Antongan Simatupang Berikan Seminar Jaga Laut Kita di Debat Fakultas Hukum UnpattiAMBON, LELEMUKU.COM - Dalam acara Seminar, Joy Sailing dan Demonstrasi dengan tema "Menjaga Laut Kita" yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Debat Fakultas Hukum Universitas Pattimura yang bekerja sama dengan Lantamal IX. 

Komandan Lantamal (Danlantamal) IX Laksmana Pertama TNI Antongan Simatupang memberikan materi Peran TNI dan Pola Penyelenggaraan Keamanan Laut dan Penegakan Hukum di Wilayah Laut. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Dr. J. Leimena Lantamal IX Ambon, Provinsi Maluku pada Sabtu (25/8).

Danlantamal IX menjelaskan bahwa kebijakan poros maritim dunia membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga dan mengelola sumber daya laut (kedaulatan pangan dan industri perikanan). 

Poros maritim sendiri merupakan gagasan untuk menghubungkan antar Pulau di Indonesia dengan mengembangkan industri perkapalan dan perikanan, memperbaiki transportasi laut, dan menjamin keamanan perairan nusantara. Dimana,  Agenda prioritas nasional memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, membangun tata kelola pemerintahan bersih, efektif, demokratis dan terpecaya.

Selain itu juga disampaikan bahwa keamanan dilaut suatu tindakan terencana yang diselenggarakan secara khusus dan untuk sasaran/tujuan masing - masing instansi yang berwenang. Dasar kewenangan TNI AL selaku penyidik tindak pidana di laut dalam mengamankan perairan Indonesia, merupakan kewenangan atributif yaitu wewenang yang melekat pada suatu jabatan. 

Dalam tinjauan hukum tata negara, atribusi ini ditunjukkan dalam wewenang yang dimiliki oleh organ pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya berdasarkan kewenangan yang dibentuk oleh pembuat Undang-Undang.

Lebih lanjut dikakatakan, TNI Angkatan Laut memegang peranan yang besar dalam melakukan pengamanan dan penjagaan diwilayah perairan laut, dimana secara universal TNI Angkatan Laut memiliki tiga peran yaitu peran militer, peran polisionil, dan peran diplomasi. 

Peran polisionil dilaksanakan dalam rangka menegakkan hukum di laut, melindungi sumberdaya dan kekayaan laut nasional, serta memelihara keamanan dan ketertiban di laut. Secara yuridis formal ketiga peran ini telah diimplementasikan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas TNI Angkatan Laut

Pada kesempatan tersebut, Dekan FH Unpatti Dery Rory Akyuwen yang sekaligus membuka kegiatan menerangkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini kedua kalinya bekerja sama dengan Lantamal IX Ambon. Kita perlu belajar dari semboyan TNI Angkatan Laut yakni "Jalasveva Jayamahe" (Justru dilaut kita jaya). Kami berharap kegiatan seminar ini dapat menjadi pertukaran informasi antara Pemerintah Daerah dan Lantamal IX.

Diakhir kegiatan dilaksanakan Joy Sailing dan Demonstrasi Penegakan Hukum di Wilayah Laut oleh Tim TNI AL Lantamal IX dengan menggunakan KAL Alkura, KAL Panana dan KAL Hutmuri.

Hadir dalam kegiatan Wadan Lantamal IX Kolonel Marinir Supriyono, Para Assisten Danlantamal IX, Para Kasatker Lantamal IX, Perwakilan Pama Lantamal IX, Rektor Unpatti di wakili Wakil Rektor III Unpatti, Dekan Fakultas Hukum Unpatti, Wakil Dekan II, Perwakilan Mahasiswa/i Unpatti Fakultas Hukum, Perikanan dan Teknik serta siswa - siswi SMA Negeri 7 Kota Ambon. (DispenLantamalIX)
Bagi ke WA Bagi ke G+