Terkait Ekspor Ikan, Murad Ismail Nyatakan Perang dengan Susi Pudjiastuti

Terkait Ekspor Ikan, Murad Ismail Nyatakan Perang dengan Susi Pudjiastuti


Terkait Ekspor Ikan, Murad Ismail Nyatakan Perang dengan Susi Pudjiastuti

Posted: 11 Sep 2019 04:00 PM PDT

Terkait Ekspor Ikan, Murad Ismail Nyatakan Perang dengan Susi PudjiastutiAMBON, LELEMUKU.COM - Protes kebijakan yang merugikan Provinsi Maluku, Gubernur Murad Ismail menyatakan perang terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti.

Ia menyatakan pernyataan perang ini keluar, sebab setiap bulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengangkut ikan dari perairan Arafura untuk diekspor. Namun, Provinsi Maluku tidak mendapatkan apa-apa dari ekspor perikanan yang dilakukan itu.

"Ini supaya kalian semua tahu. Kita perang. Ibu Susi bawa ikan dari laut Arafura diekspor, tapi kita tidak dapat apa-apa. Berbeda dengan saat sebelum moratorium di mana uji mutunya ada di daerah," kata dia pada Selasa (03/09/2019).

Menanggapi hal ini Menteri Susi, mengutus Sekjend KKP, Nilanto Perbowo; Dirjen PSDKP KKP, Agus Suherman; Dirjen Perikanan Tangkap KKP,  M. Zulficar Mochtar; Staf Khusus Satgas 115, Yunus Husein guna menemui Gubernur Maluku Murad Ismail di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (05/09/2019).

Turut mendampingi Gubernur, Sekda Provinsi Maluku Kasrul Selang, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Romelus Far-Far, Plt. Kepala Bappeda Maluku Djalaludin Salampessy, dan Karo Hukum Setda Maluku Hendry M.  Far-Far.

Lima point permintaan Gubernur Maluku kepada Pemerintah Pusat dan Menteri KKP Susi Pudjiastuti adalah: 1). Meminta Pemerintah Pusat segera merealisasikan janji-janjinya kepada masyarakat Maluku terkait Maluku sebagai LIN, baik dalam bentuk regulasi maupun program kebijakan; 2). Mendesak DPR-RI dan Pemerintah Pusat segera mengesahkan RUU Provinsi Kepulauan menjadi Undang-Undang;

3). Meminta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti segera memberikan paraf (persetujuan) pada draf Peraturan Presiden (Perpres) tentang LIN, karena hanya dirinya yang belum tandatangan draf itu sebelum diteruskan ke Presiden RI. Kemenkumham, Menko Kemaritiman, dan Setkab sebelumnya sudah memberikan paraf persetujuan;

4). Mendesak Mendagri untuk segera menyetujui Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang telah diajukan Pemerintah Maluku, termasuk daerah lainnya; dan 5). Mendesak Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah dengan mencantumkan objek kelautan dalam retribusi daerah.

Sekjend KKP, Nilanto Perbowo, usai pertemuan kepada pers menyampaikan terima kasih atas sambutan Gubernur. Dia mengatakan, pihaknya hadir di Maluku karena ditugaskan oleh Menteri.
Sekembalinya ke Jakarta, pihaknya akan menyampaikan kepada Menteri apa yang telah disampaikan Gubernur, dan akan menindaklanjutinya dengan baik dan sebaik mungkin. (Albert Batlayeri)

Royke Lumowa Gelar Makan Malam Dengan Mahasiswa Papua di Ambon

Posted: 10 Sep 2019 04:30 PM PDT

Royke Lumowa Gelar Makan Malam Dengan Mahasiswa Papua di AmbonAMBON, LELEMUKU.COM - Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan ratusan mahasiswa asal Provinsi Papua dan Papua Barat, yang tengah menimbah ilmu di berbagai perguruan tinggi di Ambon, Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs Royke Lumowa, M.M, menggelar makan malam bersama seluruh mahasiswa asal Papua, yang ada di kota Ambon. Kegiatan tersebut berlangsung dikediaman Kapolda Maluku di kawasan Tantui Ambon.

Kapolda Maluku, Irjen Pol. Drs Royke Lumowa mengatakan, bahwa jamuan makan malam tersebut merupakan bagian dari silaturahmi antara Polda Maluku, dengan para mahasiswa asal dua provinsi Papua itu.

"Kominitas atau mahasiswa Papua dan Papua Baray yang ada di Ambon, sebanyak 109 orang. Tidak ada hal penting yang kita bicarakan, kita disini hanya berkumpul, bercengkrama, bersendagurau dan bersilaturahmi,"kata Kapolda kepada media disela-sela jamuan makan malam, Selasa (10/09/2019) malam.

Kegiatan tersebut, kata mantan Kapolda Papua Barat itu, hanya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi ratusan mahasiswa asal Papua, selama berkuliah dan tinggal di kota Ambon.

"Silahkan tinggal, kuliah, di Ambon ini aman, bebas intimidasi, tidak perlu ada kecurigaan terhadap siapapun, kami dari pihak kepolisian, Pemerintah Daerah,  TNI tentunya memberikan jaminan yang keamanan 100 persen, siapapun yang ada di Maluku, khususnya Ambon harus kita amankan," Jelasnya.

Jenderal dua bintang ini menambahkan, pasca mengemuka isu rasialisme yang terjadi disejumlah daerah di Indonesia, terhadap orang Papua, membuat jajaran kepolisian daerah Maluku, lebih mempererat lagi hubungan persaudaraan antara Maluku dan Papua.

"Saya (Kapolda) rasa orang Maluku, begitu familiar dengan orang Papua, begitu pun sebaliknya,. Dan malam ini juga sekaligus saya bernostalgia bersama mereka, dimana 30 tahun lalu, saya bertugas di Papua, dan kemudian pada beberapa tahun lalu, saya bertugas sebagai Kapolda Papua Barat, sehingga saya dan adik-adik rindu akan Papua," tutur Royke.

Mantan Kakorlantas Polri ini menegaskan, pertemuan yang dilakukan bukan hanya sampai disitu melainkan akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan lainnya.

"Kedepan kita bertemu lagi. Masih ada banyak hal yang akan kita kenang dan lakukan," ucapnya.
Jenderal polisi yang menghabiskan banyak masa tugasnya di bumi cendrawasi itu juga turut memberikan semangat dan pesan bagi para mahasiswa asal Papua itu.

"Kasihan orang tua sudah berharap pi (pergi) jauh-jauh tinggalkan Papua, untuk menimbah ilmu, pengetahuan dan pengalaman untuk kembali mengelola SDA Papua, sehingga bisa maju seperti provinsi lain di Indonesia," pesannya.

Sementara itu, ketua perhimpunan Mahasiswa Papua dan Papua Barat di Ambon, Erwin Abisay memberikan, apresiasi bagi Kapolda dan jajarannya yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut.

"Kami sangat berterima kasih kepada pak Kapolda dan jajarannya karena sudah bersilarurahmi dengan kami dan selalu menjaga kami selama ini," kata dia.

Erwin mengaku, cukup merasa aman dan nyaman selama berada di kota Ambon. Meski ditengah gejolak seperti yang terjadi di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, Ambon tetaplah tempat yang sangat nyaman bagi mereka.

"Di Ambon, baik-baik saja, karena kami rasa kehidupan orang Ambon dan Maluku, sama saja dengan kita di tanah Papua. Orang Ambon dan orang Papua itu adik dan kakak sehingga tidak ada persoalan apapun antara warga Ambon dengan orang Papua,"pungkasnya. (HumasPoldaMaluku)
Bagi ke WA Bagi ke G+