Richard Louhenapessy Ungkapkan Ketangguhan Kota Ambon Menghadapi Berbagai Bencana

Richard Louhenapessy Ungkapkan Ketangguhan Kota Ambon Menghadapi Berbagai Bencana


Richard Louhenapessy Ungkapkan Ketangguhan Kota Ambon Menghadapi Berbagai Bencana

Posted: 16 Oct 2020 05:39 AM PDT

Richard Louhenapessy Ungkapkan Ketangguhan Kota Ambon Menghadapi Berbagai Bencana.lelemuku.com.jpg

BOGOR, LELEMUKU.COM – Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, Senin (12/10/2020), menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema, Ketangguhan Daerah Menghadapi Bencana pada rangkaian puncak peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Lorin Hotel, Sentul Bogor.

Walikota Ambon tampil pertama dengan membawakan materi Ketangguhan Kota Ambon Menghadapi Bencana, baik itu bencana alam maupun bencana non alam yang sementara terjadi saat ini. Selain Walikota Ambon, tampil sebagai pembicara Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Bangka Belitung dan Bupati Magelang.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan dalam sambutan membuka sesi diskusi sampaikan, empat daerah yang kali ini dipilih pihaknya, adalah representase daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota yang dinilai tangguh dalam menghadapi bencana, baik alam maupun non alam.

Disebutkannya, bencana adalah masalah bangsa, sebab bencana tak mengenai batas wilayah, agama, suku dan lainnya. ''Penting kegiatan ini kami laksanakan, agar semua daerah di Indonesia, siap dan tangguh hadapi bencana,'' terangnya.

Kurniawan juga akui, bahwa kegiatan ini, mestinya dilaksanakan di Maluku dan Kota Ambon menjadi tuan rumah, namun karena kondisi pandemi ini, maka BNPB mengalihkannya ke Jakarta dalam penyelenggaraan yang terbatas.

Diskusi yang dipandu Philips Jusario Vermonte, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) berlangsung menarik. Sebab selain audience yang hadir di ballroom Lorin Hotel, kegiatan diskusi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para perwakilan BPBD se-Indonesia yang bergabung melalui aplikasi zoom.

Walikota pada kesempatan itu memaparkan kesiapan Kota Ambon menghadapi bencana, apakah itu bencana sosial, bencana alam berupa banjir, tanah longsor, gempa sampai pandemic COVID-19 saat ini.

Disebutkan, Ambon 21 tahun lalu, adalah kota yang bisa dikatakan 'mati' karena kondisi konflik sosial, namun berkat kearifan lokal yang dimiliki masyarakat, maka kondisi Ambon saat ini, berubah total dan malah mendapat predikat kota dengan tingkat toleransi antar agama terbaik di Indonesia.

Talenta lain yang dimiliki Maluku yakni musik, juga menjadi salah satu pintu masuk bagi berbagai sosialisasi yang dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun, dan itu mendarat dengan baik di masyarakat.

Terkait bencana alam, Kota Ambon juga tercatat mampu melakukan relokasi tanpa masalah terhadap warga yang rumahnya rusak akibat tanah longsor dan pergerakan tanah beberapa tahun lalu di wilayah Kelurahan Batu Gajah-Kota Ambon.

Terkait sosialisasi bencana alam, pihaknya tetap menggunakan pendekatan pentahelix, sehingga mampu terdistribusi dengan baik ke masyarakat. Pelibatan para camat, kepala desa/lurah, ketua RW dan ketua RT untuk menyampaikan informasi ke masyarakat dinilai sangat mempan.

Selain itu, penggunaan teknologi infomasi yang dilakukan BPBD Kota Ambon dengan menampilkan peringatan-peringatan saat musim penghujan juga peringatan cepat BMKG terkait gempa, sangat membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana.

Penyiapan kampung-kampung tangguh bencana juga merupakan bagian dalam penyiapan warga dalam menghadapi setiap bencana yang mungkin saja terjadi, pada situasi dan kondisi apapun.

Terkait pandemik saat ini, Pemkot Ambon juga sudah menyaiapkan fasilitas rumah sakit darurat, guna menampung pasien COVID-19. dan RS darurat itu terpaksa harus menyewa beberapa hotel bintang 3 dan juga balai diklat yang ada di sana. ''Kelemahan kita, adalah tidak memiliki rumah sakit kota. Makanya, kita harus mengambil kebijakan, untuk menyelamatkan warga dari pademi ini dengan menyewa hotel,'' papar Walikota.

Kota Ambon, lanjut Walikota, saat ini masih berada di zona merah COVID-19, ini bisa dipahami, karena kota ini adalah episentrum pergerakan orang dan aktifitas ekonomi di Maluku. pihaknya juga akui, keterbatasan laboratorium penguji sample Swab menjadi salah satu kendala tersendiri penanganan COVID-19 di Ambon. Olehnya, Pemkot Ambon melalui BPBD telah melayangkan surat meminta bantuan laboratorium mobile dari BNPB. ''Semoga melalui kegiatan ini, permohonan kami bisa terealisasi,'' jelasnya dalam nada canda.

Walikota juga menyatakan, semua program yang baik dari manapun juga, apakah itu dari OPD maupun masyarakat, akan berjalan dengan baik, sangat tergantung dari komitmen dan kepedulian pemimpin daerah tersebut.

"Saya di Ambon, kadang menggunakan jurus mabok dalam menyelesaikan suatu masalah. Kalau ikut prosedur, maka prosesnya memakan waktu. Olehnya jika ada usulan masyarakat yang saya anggap baik dan dibutuhkan, maka saya langsung memerintahkan OPD untuk mengeksekusinya,'' jelas Walikota.

Untuk Maluku, Walikota mengakui, sinergitas antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi berjalan sangat baik, sehingga memudahkan berbagai eksekusi kegiatan di lapangan.

"Saya hadir disini, juga bagian dari kesiapan Maluku yang mestinya menjadi tuan rumah peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana. dan Pak Gubernur Maluku sebenarnya siap kalau Maluku menjadi tuan rumah, ya cuma karena kondisi, kita juga harus memakluminya,'' tandas Walikota.

Sesuai jadwal, besok Selasa (13/10/2020) Walikota Ambon akan menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) pada puncak peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).

Hadir pada acara itu, Kepala BPBD Provinsi Maluku, Henry Far-Far, Kepala BPBD Kota Ambon, Demmy Paays dan sekretaris BPBD Kota Ambon Eva Tuhumury. (DiskominfoAmbon)

Antonius Latuheru Wakili Richard Louhenapessy Dapat Penghargaan Peduli Bencana dari BNPB

Posted: 16 Oct 2020 12:39 AM PDT

Antonius Latuheru Wakili Richard Louhenapessy Dapat Penghargaan Peduli Bencana dari BNPB

JAKARTA, LELEMUKU.COM– Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai 1 dari 15 kepala daerah di Indonesia yang dinilai peduli terhadap bencana alam maupun non alam di daerahnya.

Penghargaan diberikan Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Harmensyah dan diterima Sekretaris Kota Ambon, A G Latuheru di aula Sutopo Purwo Nugroho, lantai XV kantor BNPB Jakarta, Selasa (13/10/2020) pada puncak acara bulan Pengurangan Resiko Bencana (PBR) 2020.

Kepala BNPB, Dony Moenardo dalam kesempatan itu sampaikan, bulan PBR tahun ini, dilaksanakan dalam suasana pandemi COVID-19. Ini menjadi suatu pembelajaran bersama, dalam membangun ketangguhan terhadap bencana, harus diselaraskan dengan upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

Tema penting tahun yakni Daerah Punya Aksi, Pengurangan Resiko Bencana, sebagai wujud nyata, pelibatan serta konstribusi seluruh komponen bangsa menanggulangi bencana, baik itu pemerintah pusat, daerah da komponen masyarakat lainnya.

Keterlibatan seluruh stakeholders dalam menanggulangi bencana merupakan satu rangkaian kalender dalam penanggulangan bencana dan ini sudah menjadi gerakan dalam merubah secara mendasar, proses pembangunan yang dulunya merusak lingkungan ke arah pembangunan yang peka resiko bencana. Dan saat ini, analisas resiko bencana menjadi dasar pembangunan di seluruh Indonesia.

Soal Pandemi, lanjutnya, saat ini sudah merenggut 1 juta lebih korban meninggal di dunia dan 35 juta jiwa lebih terkonfirmasi. Di Indonesia 300 ribu orang yang terkonfirmasi dan sembuh 250 ribu orang sembuh, namun angka kematian masih tinggi yakni sekitar 11-12 ribu orang.

Dengan kondisi ini, tegas Moenardo, tidak boleh ada lagi yang menyatakan bahwa COVID ini adalah rekayasa atau konspirasi, tapi ini nyata dan semua orang berpotensi terpapar, olehnya kita saling mengingatkan karena ancama ini berasal dari orang dekat dengan kita yang tanpa gejala.

Disebutkan, sebuah keniscayaan karena harus maksimal lakukan sosialisasi mengingat masih ada 17 persen warga kita, yang merasa tidak mungkin terpapar COVID. ''Ini tantangan berat bagi kita untuk sampaikan pesan bahwa COVID itu ada disekitar kita. Dan rata-rata menulari penularan itu dari OTG. Kesimpulan saya, OTG adalah berbahaya karena mereka adalah silent killer atau pembunuh potensial. Sebab mereka tidak mengetahui bahwa mereka sudah terpapar dan menyebarkan ke orang-orang potensial yang terdekat mereka, apakah itu yakni lansia dan mereka dengan penyakit penyerta,'' tandasnya.

Antonius Latuheru Wakili Richard Louhenapessy Dapat Penghargaan Peduli Bencana dari BNPBPemerintah terus menyiapkan alat deteksi berupa swab PCR diseluruh wilayah Indonesia walau memang belum merata. Ini untuk deteksi dini, sehingga Orang Tanpa Gejala (OTG) bisa mendeteksi tubuhnya.

Dilain sisi, selain COVID, ancaman alam juga mengancam. Sebab data BMKG, akan terjadinya La Nina, dimana akan ada curah hujan tinggi mulai kini sampai nanti Februari atau Maret mendatang. ''Ini sebuah tantangan yang sangat berat untuk kita kedepan,'' tandasnya.

Ditahun lalu, pada bulan seperti ini terjadi kebakaran yang masif, di Jawa juga kesulitan air. Anomaly cuaca sementara melanda semua negara di dunia. Dan tidak ada negara yang siap hadapi ancaman bencana alam, olehnya kita harus bekerja keras, jaga ekositem disekitar kita khususnya menghadapi acaman La Nina.

Pihaknya meminta semua daerah, agar memberikan informasi yang jelas yang berasal dari BMKG kepada masyarakat agar masyarakat siap. ''Lakukan apel kesiapsiagaan diseluruh wilayah sampai tingkat RT/RW untuk cek kesiapan mulai tempat pengungsian sementara, dapur lapangan, dan kebuhan dasar lain,'' pintanya.

Bersamaan dengan kegatan ini, juga diluncurkan 3 produk kebencanaan BNPB.

Eni Supartini, Direktur Kesiapsiagaan BNPB dalam laporan panitia sampaikan, pengingatan bulan PBR 2020 ini mestinya dilaksanakan di Ambon, namun kondisi pandemi, maka dialihkan ke Jakarta.

Ia menjelaskan, PBB telah menetapkan Hari Internasional untuk Pengurangan Bencana sejak tahun 1989. Hal Ini merupakan salah satu cara untuk mempromosikan budaya global terhadap kesadaran akan risiko dan pengurangan bencana termasuk pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana.

Hari Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (International Day for Disaster Reduction), yang diadakan setiap 13 Oktober, adalah upaya agar masyarakat di seluruh dunia dapat mengurangi keterpaparan masyarakat terhadap bencana.

Antonius Latuheru Wakili Richard Louhenapessy Dapat Penghargaan Peduli Bencana dari BNPBDi Indonesia, Peringatan bulan PRB Nasional sudah menjadi agenda nasional rutin tahunan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2012. Pertama kali dilakukan di Yogyakarta bersamaan dengan penyelenggaraan AMCDRR (Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction), kemudian berlanjut di Mataram, NTB selanjutnya ke Bengkulu dan pada tahun 2105 berlanjut ke Solo Jawa Tengah. Pada tahun 2016 Peringatan bulan PRB dilaksanakan di Manado Sulawesi Utara, kemudian ke Sorong Papua Barat berlanjut ke ke Medan Sumatera Utara dan yang terakhir di Bangka Belitung.

Dengan tema Daerah Punya Aksi, Pengurangan Resiko Bencana, diharapkan dapat membangun kesadaran bersama, dialog dan jejaring untuk pelaku pengurangan resiko bencana d indonesia.

Menurutnya, penghargaan kepada kepala daerah oleh BNPB karena konstribusi dalam pengurangan resiko bencana di daerahnya masing-masing. Kepala daerah yang menerima penghargaan yakni, Gubernur Jawa Tengah, Bali dan Bangka Belitung, Walikota Ambon dan Surakarta, Bupati Magelang, Jayapura, Banyumas, Kepulauan Meranti, Batubara, Buleleng, Gorontalo Utara, Kediri, Majalengka, dan Bupati Kepulauan Siau. (DiskominfoAmbon)

Richard Louhenapessy Serahkan Bantuan Pelayanan Bagi PGPI dan PGLII Seluruh Kota Ambon

Posted: 16 Oct 2020 12:35 AM PDT

Richard Louhenapessy Serahkan Bantuan Pelayanan Bagi PGPI dan PGLII Seluruh Kota Ambon.lelemuku.com.jpg

AMBON, LELEMUKU.COM – Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dimasa Pandemi COVID-19, Pemerintah Kota (Pemkot) kembali menyerahkan sejumlah bantuan. Penyerahan bantuan kali ini diberikan kepada Persekutuan Gereja-Gereja Pantekosta (PGPI) dan Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) se-Kota Ambon yang berlangsung di Ballroom Marina Hotel, Kamis (15/10/2020).

Dalam sambutannya, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menjelaskan bantuan yang diberikan sebagai bagian dari komitmen dan kepedulian dari Pemerintah untuk juga bisa berbagi dengan seluruh komunitas masyarakat yang butuh perhatian.

"Jika dilihat, bantuan yang diberikan, secara kuantitas tidaklah mampu mencukupi kebutuhan, namun ini merupakan bagian dari komitmen dan kepedulian pemerintah kepada masyarakatnya," kata Walikota.

Walikota mengakui, program penyerahan bantuan sudah dilakukan Pemerintah Kota sejak beberapa bulan terakhir, baik bantuan pelayanan kepada Gereja dan Masjid yang ada dalam wilayah administrasi Kota Ambon, kepada komunitas-komunitas, kepada mahasiswa dan juga kepada masyarakat yang terkonfirmasi yang secara ekonomis juga membutuhkan bantuan.

"Kita bantu dalam bentuk sembako maupun bantuan langsung tunai dan bantuan sosial tunai," kata Walikota.

Richard Louhenapessy Serahkan Bantuan Pelayanan Bagi PGPI dan PGLII Seluruh Kota Ambon.lelemuku.com.jpgDijelaskan, bantuan yang diberikan terdiri dari beberapa kategori, diantaranya, bantuan sembako untuk kelurahan dan bantuan langsung tunai serta bantuan sosial tunai bagi masyarakat desa sesuai data yang diterima.

Dikatakan juga, setiap bulan, Pemerintah Kota membagikan bantuan kepada kurang lebih 50 ribu Kepala Keluarga (KK) yang ada di Kota Ambon.

"Katakan saja satu kepala keluarga terdiri dari 4 anggota, jika dikalikan dengan 50 ribu KK maka total bantuan diberikan kepada kurang lebih 200 ribu penduduk di Kota Ambon, dengan total penduduk Kota Ambon yang tercatat kurang lebih sebanyak 400 ribu orang. Ini merupakan komitmen Pemerintah untuk memperhatikan masyarakatnya," ungkap Walikota.

Sementara itu, Ketua PGLII, Pdt. Fery Dumeda dalam momen penyerahan tersebut menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas kepedulian yang diberikan Pemerintah Kota kepada kedua lembaga tersebut.

"Dengan kesadaran dan penuh sukacita, mewakili PGPI dan PGLII, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Ambon, atas perhatian dan kepedulian yang luar biasa kepada kami," kata Pdt.Fery.

Richard Louhenapessy Serahkan Bantuan Pelayanan Bagi PGPI dan PGLII Seluruh Kota Ambon.lelemuku.com.jpgMenurutnya, atensi yang ditunjukkan dalam bentuk bantuan pelayanan yang diberikan adalah sebuah bukti kasih terhadap sesama.

Diketahui, dalam acara penyerahan bantuan tersebut, Walikota Ambon juga memberikan pengarahan umum situasi terakhir COVID-19 di Kota Ambon yang diawali dengan paparan yang dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr. Wendy Pelupessy. (DiskominfoAmbon)

Bagi ke WA Bagi ke G+