HUT ke 83 Gereja Protestan Maluku (GPM) Jadi Manifestasi Kemerdekaan

HUT ke 83 Gereja Protestan Maluku (GPM) Jadi Manifestasi Kemerdekaan


HUT ke 83 Gereja Protestan Maluku (GPM) Jadi Manifestasi Kemerdekaan

Posted: 06 Sep 2018 03:19 PM PDT

HUT ke 83 Gereja Protestan Maluku (GPM) Jadi Manifestasi KemerdekaanAMBON, LELEMUKU.COM - Wakil  Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengungkapkan sukacita perayaan Hari Ulang Tahun ke-83 Gereja Protestan Maluku (GPM) yang dirasakan oleh seluruh warga Jemaat GPM merupakan suatu manifestasi kesadaran historis sebagai satu  bangsa yang merdeka dan berdaulat.

"Kesukacitaan itu, adalah sebab sudah menjadi kesepahaman kita bersama bahwa  kemandirian GPM di tahun 1935, didorong oleh semangat kebebasan atau kemerdekaan, untuk menjadi gereja merdeka, mandiri dan lepas dari ikatan hirarkhis dan  administratif Pemerintah Hindia Belanda, jejak-jejak sejarah itu perlu dipahami dalam  semangat Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Republik Indonesia, yang diperankan oleh  tokoh-tokoh pejuang lokal di daerah-daerah," ujar Sahuburua dalam sambutannya mewakili Gubernur Maluku Said Assagaff di pada perayaan HUT GPM di Gereja Maranatha Ambon pada Kamis (6/9).

Tema HUT GPM ke 83 "Gereja Bersyukur: Mencintai Kebenaran dan Damai" (Zakharia pasal 8  ayat 19 dan 1 Korintus pasal 3 ayat 1-9) adalah wujud kesadaran iman GPM tentang kasih  TUHAN, sebab bangsa yang besar ini telah diluputkan dari berbagai krisis kemanusiaan,  dan diajarkan untuk mencintai kebenaran dan damai.

"Untuk itu saya berterima kasih kepada GPM, sebab telah memerankan dirinya dalam pergumulan perdamaian di Maluku" tambah Sahuburua.

Konsep Gereja Orang Basudara ikut terkristalisasi merawat perdamaian dan memperkuat seluruh tekad untuk tidak saja merancang bangun Maluku sebagai laboratorium Hidup Orang Basudara di Indonesia dan Dunia, tetapi lebih dari itu, soal kehormatan dalam indentitas orang bersaudara.

GPM telah turut mendukung, dan ikut membesarkan serta selalu mendukung upaya-upaya pemerintah untuk ikut bersama-sama memperkuat karakter dan persaudaraan di Maluku. Karena itu GPM bersama dengan agama-agama yang lain telah meng-orkestra Citra Maluku, sebagai negeri yang aman dan toleran.

GPM bersama dengan agama-agama lain juga telah mengaktualisasi diri untuk membanguan sebuah formasi pembangunan dengan peningkatan taraf ekonomi di pelosok-pelosok. Sektor pendidikan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru ikut dirangsang oleh program-program gereja, membantu proses pembangunan kesadaran sipil, kesadaran hukum, dan perdamaian itu sendiri.

"Dalam kesadaran itulah, maka saya berani mengatakan, bahwa kemitraan gereja dan pemerintah, bukan sebuah tindakan politis semata. Sebab kemitraan yang bersifat politis akan menjebak pemerintah dan birokrasi sebagai instrumen untuk melanggengkan kekuasaan" ucap Zeth.

Melalui sambuatannya Wakil Gubernur Maluku juga berharap bahwa Pemerintah Baru yang akan dilantik pada 11 Maret 2019 mendatang, GPM harus terus memainkan peran kritis positif dan konstruktif, sebab kemajuan yang diraih hari ini harus semakin meningkat, dan kelemahan-kelemahan yang ada harus dibenahi dalam spirit waktu.

"Memang tidak ada harga atas waktu, tetapi waktu itu sangat berharga. Memiliki waktu tidak membuat dan menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik, adalah sumber dari semua kekayaan dan keberhasilan" tambahnya.

"Anak ayam turun 12, mati 1 tinggal 11. GPM semakin berkelas, Topang Maluku maju berkualitas. Jika Memancing ke kali, jangan lupa membawa roti. GPM selalu dihati, katong ingat sampe mati," pantun Wagub dalam penutup sambutannya kepada warga GPM. (HumasMaluku)

Jelang HUT ke 443, Pemkot Ambon Gelar Karnaval Musik

Posted: 06 Sep 2018 09:01 AM PDT

Jelang HUT ke 443, Pemkot Ambon Gelar Karnaval MusikAMBON, LELEMUKU.COM - Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-443 Kota Ambon, Provinsi Maluku dan dalam rangka mendukung Ambon sebagai Kota Musik Dunia, Hari ini, Kamis (6/9), Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar Karnaval Musik mengelilingi sejumlah ruas jalan di Kota Ambon, yang dimulai dari depan Gedung Balaikota Ambon.

Karnaval Musik yang baru pertama kali digelar ini diikuti 47 seniman musik yang ada di Kota Ambon.

Karnaval tersebut dibuka oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy didampingi oleh Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler, Sekretaris Kota Ambon, A.G.Latuheru serta para pimpinan OPD lingkup Pemkot Ambon.

Jelang HUT ke 443, Pemkot Ambon Gelar Karnaval MusikWalikota Ambon dalam sambutannya menyampaikan, Karnaval Musik yang dihadiri oleh berbagai paguyuban nasional dan organisasi masyarakat dalam menyambut HUT ke-443 Kota Ambon ini merupakan sesuatu yang baru pertama kali digelar.

Menurut Walikota, setelah dievaluasi, kedepan pihak Pemkot Ambon akan mengundang seniman dari kota-kota lain untuk terlibat dalam karnaval musik seperti ini sehingga akan dibuat semenarik dan seramai mungkin. (DiskominfoAmbon).
Bagi ke WA Bagi ke G+