Kabar Pulau Ambon dan Seram yang Berada di Tepi Jurang, Hoax

Kabar Pulau Ambon dan Seram yang Berada di Tepi Jurang, Hoax


Kabar Pulau Ambon dan Seram yang Berada di Tepi Jurang, Hoax

Posted: 13 Oct 2019 01:35 AM PDT

Kabar Pulau Ambon dan Seram yang Berada di Tepi Jurang, HoaxJAKARTA, LELEMUKU.COM - Beredar luas melalui media sosial, berita palsu atau hoax tentang posisi Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease tepat di atas tebing jurang paling laut paling dalam dunia. Berita ini tidak benar sehingga masyarakat tidak perlu panik atau khawatir terkait dengan kondisi yang berkembang akhir-akhir ini.

Melalui pesan yang disampaikan ahli tsunami Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari kepada mantan Gubenur Maluku Karel Albert Ralahalu Jumat lalu (11/10/2019), beberapa penjelasan diberikan terkait kabar viral potensi tsunami di Maluku, khususnya Ambon dan Seram. Muhari menyampaikan bahwa berita viral tersebut adalah Hoax, gambar batimetri yang diedit sedemikian rupa dan diberikan keterangan seakan-akan ilmiah tetapi bertujuan untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat.

"Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut. Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa (tersedia banyak di internet), yang kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan seakan-akan data ini baru padahal data ini adalah data lama dan data biasa saja," ujar dia.

Muhari menyampaikan bahwa asumsi jika terjadi gempa dari palung Banda akan menyeret Pulau Ambon dan Seram adalah tidak benar. "Belum ada dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon, apalagi sebesar Pulau Seram."

Muhari juga mengatakan bahwa jika gempa di kawasan Maluku berpotensi menimbulkan longsoran lokal seperti yang terjadi di Palu tahun 2018 lalu, atau di Semenanjung Elpaputih tahun 1899 benar ada nya, tetapi skala-nya lokal. "Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik," sambung Muhari yang pernah bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Terkait dengan sebuah penelitian potensi patahan palung Banda oleh Jonathan M. Pownal Gordon S. Lister dan Robert Hall, ia menyampaikan bahwa penelitian tadi telah dipublikasikan pada 2016.

"Jadi bukan yang baru saja dipublikasikan," tegas Muhari. Penelitian tersebut tidak membahas sama sekali mengenai potensi tsunami atau potensi gempa yang bisa menyeret Pulau Ambon dan Seram.

"Bahkan, dalam hasil penelitian tersebut sangat jelas disebutkan bahwa *tidak ada bukti* bahwa segmen palung Banda tersebut adalah segmen seismik aktif. Jadi jika ada berita atau tulisan yang mengkaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon maka itu adalah hoax," ujar Muhari.

Sehubungan dengan berita viral yang beredar di media sosial, jejaring sosial digital maupun dari mulut ke mulut, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing terhadap berita palsu tadi. Berita seperti ini sengaja ditimbulkan untuk menimbulkan rasa khawatir, panik dan takut di tengah-tengah masyarakat.

Masyarakat diharapkan untuk mengecek informasi resmi potensi bahaya dan parameter gempa atau tsunami dari sumber resmi seperti BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat untuk menyikapi berita atau informasi yang tidak benar. (HumasBPBD)

Antonius Latuheru Door-to-Door Serahkan Santunan Ahli Waris Korban Gempa Ambon

Posted: 13 Oct 2019 01:15 AM PDT

Antonius Latuheru Door-to-Door Serahkan Santunan Ahli Waris Korban Gempa AmbonAMBON, LELEMUKU.COM – Wujud kepedulian terhadap korban meninggal dunia akibat gempa beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Sekretaris Kota (Sekkot), Antonius Gustav Latuheru menyerahkan secara langsung (Door-To-Door) santunan ahli waris.

Penyerahan dilakukan dengan mengunjungi langsung keluarga korban, Senin (07/10/2019), dibeberapa wilayah sesuai data yang diturunkan Dinas Kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon.

Saat penyerahan santunan, Sekkot didampingi Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, drg.W.Pelupessy serta Plt.Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon, M.Haurissa.

Kepada Tim Media Center, Sekkot Ambon, A.G.Latuheru menjelaskan bahwa santunan ahli waris yang diberikan kepada keluarga korban, merupakan bagian dari program Pemkot Ambon selama beberapa tahun belakangan ini.

"Ini merupakan bagian dari Program Pemerintah Kota Ambon untuk memberikan santunan ahli waris bagi setiap warga yang meninggal yang memiliki KTP Kota Ambon," ucap Sekkot.

Berdasarkan data yang diterima, Sekkot mengakui, sesungguhnya korban yang meninggal di wilayah Kota Ambon saat gempa melanda Kota Ambon dan sekitarnya berjumlah 13 orang, namun Pemkot hanya memberikan santunan kepada 11 korban, mengingat 2 korban lainnya tidak memiliki KTP Kota Ambon.

"Untuk dua korban lainnya, tidak kami berikan santunan karena mereka berdomisili di Kota Ambon, tapi tidak terdaftar sebagai penduduk Kota Ambon dengan kata lain, tidak memiliki KTP Kota Ambon," terangnya.

Namun demikian, Pemerintah Kota tetap mengupayakan bantuan dari Kementerian Sosial RI untuk nantinya dapat memberikan santunan ahli waris bagi seluruh korban gempa tersebut.

"Sejauh ini, Kementerian Sosial RI sudah menyerahkan santunan ahli waris kepada 9 korban (yang saat itu terdata ketika kunjungan Menteri Sosial). Data terbaru kami, korban meninggal berjumlah 13 orang, datanya akan kami kirimkan ke Kementerian Sosial, untuk kemudian diberikan santunan ahli waris bagi 4 korban lainnya," terang Sekkot.

Selain penyerahan santunan ahli waris, disaat bersamaan Pemkot juga menyerahkan akta kematian bagi ahli waris. (DiskominfoPapua)

Syarif Hadler Imbau Masyarakat Kota Ambon Tak Foto Korban Gempa Bumi

Posted: 13 Oct 2019 12:11 AM PDT

Syarif Hadler Imbau Masyarakat Kota Ambon Tak Foto Korban Gempa BumiAMBON, LELEMUKU.COM – Wakil Walikota (Wawali) Ambon, Provinsi Maluku, Syarif Hadler menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Ambon untuk tidak mempublikasikan video ataupun foto korban meninggal akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya, Kamis (10/10/2019). Hal itu disampaikan Wawali saat konferensi pers yang berlangsung di Kediaman Wawali, Karpan-Ambon.

Diketahui, korban meninggal dari gempa tersebut berumur 13 tahun. Ia meninggal akibat tertimpa reruntuhan ketika hendak melakukan evakuasi saat terjadinya gempa.

Menurut Wawali, larangan untuk mempublikasikan video ataupun foto korban adalah demi menjaga perasaan dan psikologis serta rasa empati terhadap keluarga korban. "Tidak semua anggota keluarga bisa menerima kondisi tersebut, jadi saya imbau kepada masyarakat, hargai perasaan keluarga korban dengan tidak memposting video atau foto korban," ucap Wawali.

Wawali menambahkan, total korban saat Gempa berskala 5.2 SR dan beberapa gempa susulan yang mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya siang tadi berjumlah 9 orang. 1 orang korban meninggal dunia, 8 orang lainnya mengalami luka-luka "Dari 8 orang korban luka-luka, 3 korban saat ini tengah dirawat di rumah sakit sementara 5 korban lainnya sudah boleh kembali ke rumah masing-masing," terang Wawali.

Selain menelan korban jiwa 1 orang siswa SMP dan melukai 8 orang lainnya, gempa tersebut juga merusak beberapa bangunan, antara lain, gedung Ambon Music Office, Gedung Meterologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Ambon, dan beberapa gedung kantor lainnya. "Untuk kerusakan rumah, masih sementara didata oleh para camat dan tim," kata Wawali.

Wawali mengakui, gempa siang tadi menimbulkan kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan lagi bagi masyarakat, terkhususnya kepada orang tua, karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dengan ini meminta kepada seluruh sekolah baik Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk meliburkan siswa-siswinya hingga pekan depan.

"Terhadap gempa yang masih terjadi, dengan ini kami meliburkan para siswa-siswi TK, SD dan SMP se-Kota Ambon terhitung mulai besok Jumat 11 Oktober hingga tanggal 19 oktober mendatang," jelas Wawali.

Wawali juga meminta kepada masyarakat untuk tidak mempercayai atau bahkan menyebarluaskan informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

"Saat ini, informasi simpang siur atau HOAX marak beredar dimana mana, karena itu diminta kepada masyarakat untuk tetap waspada, arif, dan bijak serta selalu mengecek kebenaran informasi yang diterima melalui lembaga-lembaga resmi," demikian Wawali. (DiskominfoAmbon)
Bagi ke WA Bagi ke G+