Murad Ismail Pimpin Apel Antisipasi Bencana La Nina di Maluku

Murad Ismail Pimpin Apel Antisipasi Bencana La Nina di Maluku


Murad Ismail Pimpin Apel Antisipasi Bencana La Nina di Maluku

Posted: 24 Nov 2020 05:37 AM PST

 


AMBON, LELEMUKU.COM - Gubernur Maluku Murad Ismail, selaku Inspektur Upacara memimpin Apel Gelar Pasukan dalam rangka Antisipasi Bencana Alam di Wilayah Maluku. Sementara Kabag Dalops Biro Ops Polda Maluku AKBP Legawa utama, bertindak sebagai pemimpin upacara.

 

Apel ini berlangsung di Lapangan Tahapary, Tantui Kota Ambon, Selasa (24/11/2020), dihadiri Sekda Maluku Kasrul Selang, Kepala BPBD Maluku Hendrik Far-Far, Ketua DPRD Maluku Lucky Wattimury, Dandrem 151 Binaiya Brigjen TNI Arnold Ritiauw, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ambon Djunaidi, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Jan Leonard de Fretes, Kepala BNN Maluku Brigjen pol M Zainul Muttaqien dan undangan lainnya.

 

Gubernur dalam sambutannya mengatakan, apel ini sangat penting untuk memastikan secara langsung kesiapan personel dan peralatan yang akan dimobilisasi ketika terjadi keadaan darurat akibat bencana alam di wilayah Maluku. Selain itu, BMKG telah memprediksi akan terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik yang berpotensi mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di Indonesia termasuk Maluku.

 

"Kita semua tidak berharap bencana terjadi di wilayah kita (Maluku). Tetapi kalaupun Tuhan menghendaki maka kita sudah siap menghadapinya. Sekecil apapun potensi bencana segera lakukan upaya pencegahan. Sehingga dampak yang besar bisa kita kurangi," katanya.

 

Atas dasar itu, Gubernur pun menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, Bupati/Walikota se-Maluku menyusun Kebijakan Mitigasi Bencana sebagai respon fenomena La Nina yang kemungkinan akan melanda wilayah masing-masing. Siapkan tempat pengungsian yang layak dan bersih dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mengurangi resiko penularan Covid-19 dan penyakit lainnya.

 

"Kedua, saya menginstruksikan OPD terkait lingkup Pemprov Maluku untuk ikut mempersiapkan personil dan peralatan yang dibutuhkan guna mendukung upaya penanganan darurat. Segera koordinasikan upaya pencegahan dengan OPD Kabupaten/Kota untuk mengantisipasi sebelum terjadi kejadian bencana," ujarnya.

 

Hal penting ketiga, lanjut Gubernur, kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku diharapakan melakukan upaya pencegahan banjir dengan melakukan upaya jangka pendek dan panjang. Jangka pendek yang dimaksud dalam artian memastikan kapasitas sungai untuk menampung debit air yang memungkinkan akan tinggi akibat peningkatan curah hujan. Sementara jangka panjang adalah memastikan optimalisasi tata kelola air dari hulu ke hilir.

 

"Hal penting keempat, dalam kesempatan ini, melalui Pangdam XVI/Pattimura, Kapolda Maluku, Danlantamal IX Ambon dan Danlanud Pattimura, saya.mohon dukungan personil dan peralatan yang tersedia untuk menangani keadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Saya juga meminta dukungan instansi terkait lainnya seperti SAR Ambon, para Relawan, Taruna Siaga Bencana dan seluruh elemen masyarakat untuk tetap waspada serta kerjasamanya," ujar Murad. (HumasMaluku).

Widya Murad Ismail Minta Pelajar Ambon Maknai Nilai Pelestarian Budaya Lewat Pakaian Adat Maluku

Posted: 24 Nov 2020 05:32 AM PST

 


AMBON, LELEMUKU.COM - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail membuka secara resmi Kegiatan Pelestarian Pakaian Adat Khas Maluku yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, bertempat Aula SMK 7  Ambon, Selasa (24/11/2020).

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Insun Sangadji, menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mekanisme pemberian materi dan praktik pembuatan kain tenun khas Maluku secara tradisional.

"Peserta merupakan utusan dari masing – masing SMK di Kota Ambon berjumlah 50 orang dan akan memperoleh materi dan praktik selama tiga hari," jelasnya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, kata Insum, agar siswa-siswi dapat memahami dan memaknai nilai pelestarian budaya.

"Selain itu, siswa tentunya diharapkan  dapat membuat tenun khas daerah Maluku secara tradisional, dan melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan kebanggaan mereka menjadi anak Maluku yang menghargai budaya sebagai jati dirinya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda, Widya Pratiwi Murad Ismail mengpresiasi dengan dilaksanakannya pelatihan ini, karena dengan demikian, diharapkan akan muncul generasi muda yang kedepannya bisa menjadi pelaku-pelaku usaha yang mampu membuka lapangan kerja baru.

Menurutnya, Maluku adalah provinsi kepulauan yang juga disebut daerah seribu pulau, memiliki potensi alam yang indah, dilengkapi dengan berbagai keragaman budayanya yang tak kalah menarik dan memiliki karateristik tersendiri, sehingga dikenal sebagai Negeri Raja-Raja.

Orang Maluku juga, sebut Widya, memiliki berbagai kearifan lokal dalam berbagai bentuk seperti anyaman, ukiran patung, tenunan dan lain-lain.

Namun potensi ini, seakan sirna ditelan waktu, karena hanya dimiliki oleh kaum tua. Sedangkan generasi muda seakan berpaling dan menganggap tradisi sebagai hal yang kuno. "Mereka larut dalam arus modernisasi yang dianggap lebih modern dan mengabaikan nilai-nilai budaya yang seharusnya dijaga dan dilestarikan," terang Widya.

Untuk itu, sebut Widya, upaya pelestarian nilai budaya tidak hanya terfokus pada budaya dalam bentuk benda seperti peninggalan- peninggalan sejarah, tetapi juga dalam bentuk Warisan Budaya Tak Benda seperti Tarian, Cerita Rakyat, Adat Istiadat, kerajinan, keterampilan dan lain-lain.

"Dan salah satu diantaranya adalah Tenun Khas Maluku yang kegiatannya kita laksanakan pada hari ini," ujarnya.

Ia pun menjelaskan, tenun adalah upaya kerajinan dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dan hanya terdapat di beberapa daerah di Maluku seperti di kabupaten Maluku Barat Daya, Pulau Tanimbar, Kepulauan Kei dan beberapa daerah lainnya.

Dikatakan, sesuai data yang ada, pengrajin tenun semakin hari semakin berkurang sehingga terancam punah.

Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku melihat hal ini sebagai ancaman terhadap pelestarian budaya Maluku, sehingga harus dikembangkan dan dilestarikan.

Disamping itu, Widya juga mengatakan, perhatian pemerintah di bidang kebudayaan, sangatlah besar, sehingga telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan bahkan Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahu  2018 tentang Tata cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan Strategi Kebudayaan dengan 10 Objek Pemajuan Kebudayaan yakni, Tradisi lisan, Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Seni, Bahasa, Permainan Rakyat, Olahraga Tradisional dan Cagar Budaya.

Berdasarkan hal tersebut, Widya pun mengajak, semua pihak agar dapat berinteraksi sebagai masyarakat pencinta budaya yang adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta rasa, karsa dan hasil karya manusia.

" Harapan saya agar kita dapat menjadi masyarakat Maluku yang menghargai budayanya, karena budaya dapat memberikan kesejukan dan ketentraman dalam sanubari setiap orang," ajak Widya.

Untuk itu, dirinya berharap, agar para siswa dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias dan kesadaran yang tinggi.

"Kalian adalah jembatan dari generasi yang lalu ke generasi yang akan datang. Untuk itu, kalian harus menjadi pelaku pelaku budaya yang membanggakan Maluku sebagai negeri Raja Raja dan Provinsi Berbudaya," harap Widya.

Selaku Ketua Dekranasda, Widya juga menyampaikan keinginannya untuk membudayakan kerajinan tenun tradisional Maluku sebagai bahan dasar pembuatan pakaian adat khas Maluku, bukan saja di sekolah tapi juga di kalangan masyarakat, sehingga tenunan khas Maluku ini dapat bertahan dari kepunahannya.

"Saya mengharapkan adanya dukungan dan partisipasi semua pihak yang berkompeten dalam bidang kerajinan seperti Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perindag, dan semua unsur yang terkait di dalamnya untuk dapat membantu saya memajukan potensi kerajinan tenun khas Maluku," tandas Widya. (HumasMaluku)

Lestarikan Tais, Widya Murad Ismail Rindu Kumpulkan Penenun Muda Maluku

Posted: 24 Nov 2020 03:04 AM PST

 


AMBON, LELEMUKU.COM - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, mengungkapkan cita-citanya untuk menghimpun kelompok penenun dari kalangan generasi muda di Maluku.

Cita-cita ini dimaksudkan untuk terus mempromosikan tenun atau Tais Maluku dengan penenun mudanya sebagai ciri khas budaya daerah, melalui hasil tenun khas Maluku di kancah nasional maupun internasional.

Hal ini disampaikan Widya usai membuka resmi acara Pelestarian Pakaian Adat Khas Maluku bertema "Eksistensi kain tenun dalam Simpul Budaya Maluku", di SMK Negeri 7 Ambon, Jln. OT. Pattimaipauw Talake, Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Selasa (24/11/2020).

"Saya punya cita-cita, ingin menghimpun kelompok khusus anak muda yang memang penenun. Saya optimis, insya Allah di Maluku kedepan akan ada penenun muda kebanggaan kita semua. Kita harus melestarikan budaya tenun Maluku. Jangan sampai kita kalah dengan provinsi lain. Nanti kita punya motif justru ada di daerah lain. Kita tidak punya sesuatu," kata Widya.

Widya mengaku telah berbicara singkat dengan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Insun Sangadji, perihal usaha tenun ini. Jika dalam seminggu, para siswa SMK atau SMA nantinya sudah bisa memakai seragam hasil tenun.

Sebagian besar para lulusan dan siswa yang sudah pandai menenun, menjadi salah satu alasan penting bakal diterapkannya program pemakaian seragam tenun tersebut. Kepastian ini, diketahui setelah Widya berbincang singkat dengan salah satu instruktur tenun.

"Saya sudah bicara dengan Ibu Insun bahwa kedepan SMK atau SMA dalam satu minggu, sekolah itu sudah menggunakan satu aksen seragam yang menggunakan tenun. Entah berupa Dasi, Syal atau Skraf. Insya Allah 2021, Ibu Insun akan atur seperti itu," ujarnya.

Widya berkeinginan, para tamatan SMK tidak harus dibiarkan begitu saja usai lulus sekolah. Namun diberi peluang bergabung kedalam kelompok binaan Degranasda Maluku, agar ilmu tenun yang mereka pelajari saat sekolah bisa dikembangkan melalui sebuah karya.

"Untuk itu saya berharap, lulus dari SMK ini tidak lepas begitu saja tetapi mari sama- sama masuk dalam satu kelompok. Sudah saya sampaikan bahwa kelompok baru untuk penenun nanti ada di masing-masing SMK khusus kelas Tenun atau Batik. Supaya anak-anak muda ini tidak lulus lepas bagitu saja, tapi justru terus mengasah keterampilannya," inginnya.

Tujuan dibentuknya kelompok tenun yang dimaksud Widya, adalah untuk menciptakan tenaga kerja atau wirausahawan tenun dari kalangan generasi muda. Mengingat, selama ini mayoritas penenun di Dekranasda Maluku masih didominasi kalangan lanjut usia (Lansia). Dengan begitu, Widya berkeyakinan, generasi muda Maluku bakal mampu mengukir prestasi di bidang tenun.

"Mudah-mudahan di tahun 2021, saya dengan Ketua Harian Degranasda Maluku Elvis Pattiselano dan Ibu Insun, bahwa kami mungkin akan membuat perjanjian atau apalah, supaya anak-anak ini terpacu tetap bisa menenun," kata Widya.

Menurut Widya, untuk menopang semangat dari generasi muda untuk terus menenun, pihaknya telah menyiapkan bahan baku benang khusus tenun. Bahan baku benang inilah yang menjadi salah satu dasar para penenun kesulitan untuk menenun, selain harga yang mahal dan modal pembuatan tenun.

"Kesulitannya penenun selama ini, ada di bahan bakunya berupa benang. Disamping mahal dan mereka rata-rata kan butuh modal untuk membuat tenun. Kami Dekranasda menyiapkan," ujarnya.

Kedepan, lanjut Widya, Dekranasda akan menyiapkan stok bahan baku tenun. Pihaknya juga sudah memberikan benang tenun ke beberapa pengrajin kelompok binaan mereka.

"Perihal batik, Dekranasda Maluku juga akan berusaha untuk membatik motif khusus Maluku bukan batik yang dibikin mesin di luar Maluku. Kebanyakan seperti itu. Ternyata di SMK 7 ini ada kelas membatik dan anak-anak juga mampu," lanjutnya.

Menanggapi dukungan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail atas akan munculnya wirausahawan baru dari kalangan para siswanya, Kepala Sekolah SMK Negeri 7, Drs. Syaiful M.pd memberikan apresiasi. Dia mengatakan dukungan tersebut berkaitan dengan program SMK. Salah satu program tersebut adalah dari kompetensi yang ada di SMK 7.

"Karena kita masuk didalam kelompok seni dan kria. Maka harapan kami seluruh tamatan siswa SMK itu paling tidak bisa terhimpun didalam industri atau kelompok UMKM itu sendiri," katanya.

Dia berkeinginan, seluruh tamatan SMK 7 bisa terhimpun dalam komunitas bidang kompetensi tenun maupun batik. Dengan begitu, pihaknya bisa melakukan pendataan sebelum dibentuknya satu kelompok atau wadah untuk melanjutan pelestarian pakaian budaya melalui tenun maupun batik Maluku.

Perihal program apa saja yang disiapkan SMK 7 untuk mendukung siswa atau lulusan SMK 7 dalam berkarya, Syaiful menjelaskan, program mereka memang telah tertata didalam kurikulum. Dan salah satu kompetensi yang harus dikuasai adalah untuk kompetensi kria tekstil. Para siswa atau tamatan harus menguasai tenun, membatik dan menjahit. Selain itu, mereka juga diberikan kebebasan mencari orderan sesuai keinginan pelanggan. 

"Termasuk salah satu cinderamata asal Maluku itu dibuat disini, seperti penyerahan-penyerahan kepada tamu (Pejabat) negara ataupun dari provinsi lain," jelasnya. (HumasMaluku)

Murad Ismail Imbau Masyarakat Maluku Tidak Terprovokasi Demo Habib Rizieq Shibab di Jakarta

Posted: 23 Nov 2020 04:57 PM PST



AMBON, LELEMUKU.COM - Gubernur Maluku, Irjen Pol. (Purn) Murad Ismail, didampingi para pimpiman umat beragama dan Forkopimda Maluku, mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dengan aksi demonstransi di Jakarta beberapa lalu.

Aksi demonstrasi yang didalangi sejumlah oknum yang mengatasnamakan perwakilan Indonesia timur, khususnya Maluku itu, berkaitan dengan kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shibab, ke tanah air.

"Kondisi Maluku khususnya di Kota Ambon sudah aman, namun terhadap kondisi tersebut (aksi demonstras, red), mari kita bersama-sama mengidentifikasi sejak dini dan deteksi dini pergerakan masyarakat yang merespon peristiwa itu," kata Gubernur di kediamannya, Senin (23/11).

Ia meminta agar masyarakat Maluku tetap menjunjung tinggi kehidupan toleransi umat beragama, dan jangan sampai terprovokasi

"Masalah yang terjadi di Jakarta, hendaknya disikapi secara profesional. Jangan terpancing untuk berbuat hal-hal yang nantinya merugikan kita sendiri," tandasnya.

Mantan Komandan Korps Brimob Polri itu juga meminta agar masyarakat mempercayakan masalah ini kepada aparat keamanan, pemerintah, dan tokoh-tokoh agama untuk menyelesaikan masalah yang tengah menjadi polemik tersebut.

Dirinya berharap, di tengah kondisi seperti itu, hendaklah para pimmpinan umat beragama turut andil memberikan nasehat-nasehat yang sejuk dan produktif terhadap umatnya agar tidak terprovokasi dari orang-orang tertentu yang tidak bertanggungjawab.

"Aparat keamanan juga hendaknya bertindak dan mengungkapkan aktor intelektual dibalik demo tersebut," tegasnya.

Hadir bersama Gubernur saat memberikan keterangan pers itu adalah para tokoh agama yakni Ketua MUI Maluku, Ketua Sinode GPM, Keuskupan Amboina, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Maluku, Ketua Walubi Maluku. Ikut pula Kepala Kanwil Agama Provinsi Maluku, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Ketua BIN Daerah Maluku, serta Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku. (HumasMaluku)

Pantau Persiapan Pilkada, Murad Ismail Beri Bantuan Kepada Masyarakat Aru

Posted: 24 Nov 2020 07:03 AM PST

 


AMBON, LELEMUKU.COM - Gubernur Maluku Murad Ismail melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Sabtu (21/11/2020).

Kunjungan kerja tersebut dalam rangka Persiapan Pelaksaan Pilkada serta Penyerahan Bantuan kepada masyarakat yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kepulauan Aru, Pimpinan OPD, Penyelenggara Pemilu,  tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan, yang dipusatkan di Gedung Sitakena, Kota Dobo.

Saat kunjungan kerja, Gubernur didampingi istri Widya Murad Ismail, Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang, Ketua DPRD Provinsi Maluku Lucky Wattimury, Penjabat Bupati Aru Rosidah Soamole, sejumlah Ketua Fraksi di DPRD Maluku, pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan para pejabat serta anggota Forkopimda Kabupaten Aru.

Jenis bantuan yang diserahkan langsung oleh Gubernur antara lain, bantuan pendidikan yang dianggarkan melalui APBD Provinsi Maluku berupa Kartu Maluku Cerdas (KMC) bagi siswa SMA sebanyak 54 siswa dan beasiswa miskin untuk 54 siswa, dengan jumlah bantuan per siswa sebesar 1,2 juta.

Selain itu, bantuan operasional yang diperuntukan bagi tiga lembaga  PAUD,  serta penambahan ruang kelas.

Selain itu, terdapat bantuan  Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan bagi SMA dan SMK di Kabupaten Aru dengan total  sebesar 18.8 milyar.

Dalam upaya penaggulangan Covid-19, kata Gubernur, Pemerintah Provinsi (Pemprov)  Maluku juga memberikan bantuan 1 unit ventilator dan  alat pelindung diri (APD).

Bantuan lainnya yang diserahkan Gubernur  berupa  rumah dinas yang diperuntan bagi tenaga kesehatan.

Dalam rangka peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, mantan Dankor Brimob Polri ini juga memberikan bantuan di bidang tanaman pangan berupa, benih padi lahan kering seluas 700 Ha, jagung hibrida  500 Ha, Corn sheller 10 unit. Corn Sheller mobile 2 unit.

Tak hanya itu, Gubernur juga menyerahkan bantuan perkebunan kepada masyarakat Kepulauan Aru yakni, bibit kelapa sebanyak 12 ribu anakan, bantuan cabe rawit untuk 25 hektar serta sarana produksi hortikultura yakni, Cultivator 3 unit dan alat pengolah jagung 2 paket.

Masih sebut Gubernur, dalam upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Provinsi Maluku juga memberikan bantuan bagi 250 pelaku UMKM, bantuan dana bergulir untuk 2 kelompok usaha sebesar 150 juta, bantuan sembako, PKH, dan Bantuan Sosial Tunai (BST).

Bantuan lain yang diserahkan yaitu bantuan dana bagi pembangunan rumah ibadah masjid dan gereja di Kabupaten Aru.

Gubernur juga menyampaikan, melalui Balai Jalan, diberikan bantuan bidang infrastruktur  antara lain, pembangunan jalan Sional-Sionidal Ngaibor dan pembangunan prasarana pengaman pantai.

"Dan pada tahun 2021, melalui APBD Provinsi Maluku juga akan ada pemeliharaan rutin dan pembangunan jalan Belakang Wamar, pembangunan sarana dan prasanana air bersih, dengan total anggaran 4.8 milyar," ungkap Gubernur.

Sementara itu melalui APBN Tahun 2020, telah dialokasikan untuk pengembangan sistem penyediaan air minum di 27 desa, sebesar 7.8 milyar. Dan pada tahun 2021, penyediaan air bersih dianggarkan sebesar 6.9 milyar.

"Setelah berkoordinasi dengan Balai Cipta Karya, Kementerian PUPR, kita juga akan mendapat bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi prasarana pendidikan, sebanyak 6 unit dengan nilai 12.8 milyar.

Pada kesempatan itu, Gubernur kembali menegaskan terkait kunjungan kerja ke beberapa wilayah kabupaten. Sebagaimana diketahui, sebelumnya untuk.menyerap aspirasu masyarakat, Gubernur telah melakukan kunkernya ke Kabupaten SBT, SBB, Maluku Tenggara dan Buru Selatan.

" Untuk itu, perlu saya ingatkan kembali, kunker yang saya lakukan bersama rombongan ini, jangan di persepsikan atau dikonotasikan secara keliru, tetapi hendaknya dimaknai sebagai itikad baik Pemprov untuk  langsung turun melihat kondisi masyarakat di Kepulauan Aru. Dan ini, akan saya lakukan setiap akhir tahun agar mengetahui secara langsung berbagai kebutuhan masyarakat, sehingga  bisa dianggarkan secara optimal," tandasnya. (HumasMaluku)

Bagi ke WA Bagi ke G+